Senin, 07 November 2016

MALAYSIA: NEGARA TRANSIT YANG SEMPURNA


Dari Singapura, kami melanjutkan perjalanan ke Malaysia. Sebenarnya aku dan pacarku sudah pernah ke sana dan tidak terlalu bersemangat untuk datang dua kali. Tapi kalau mau ke Thailand melalui jalur darat dari Singapura ya mau tidak mau harus melewati Malaysia. Teman traveling kami yang satu lagi pun belum pernah ke Malaysia dan dia ingin sekali foto di Menara Kembar Petronas. Ya sudah lah kami ke sana lagi, tapi tidak menginap. Misi utama kami adalah berfoto di Menara Petronas yang menyala di malam hari, karena waktu pertama kali kami ke Malaysia kami tidak sempat berfoto di depan Menara Petronas yang lampunya sudah dinyalakan.

TRANSPORTASI
Kendaraan jalur darat Singapura-Malaysia terbaik adalah kereta api. Tapi mereka punya tarif yang aneh (menurutku). Jadi nominal harganya sama, misalkan untuk satu kali trip 45. Kalau kita melakukan perjalanan dari Malaysia ke Singapura berarti harganya 45 RM (sekitar Rp 135.000,-). Tapi kalau kita melakukan perjalanan dari Singapura ke Malaysia harganya 45 SGD yang kalau dirupiahkan jadi sekitar Rp 405.000,-. Bagi kami yang menggunakan Rupiah kan ini semacam kesenjangan yang terlalu (FYI ini juga berlaku untuk harga makanan dan minuman di kedua negara).

Jadi, memang lebih hemat dan praktis kalau kita melakukan perjalanan kereta Malaysia-Singapura. Tapi, kalau kita harus melakukan perjalanan sebaliknya, tetap ada cara iritnya kok! Pertama, dari Singapura kita naik MRT ke Stasiun Kranji. Dari sana kita naik bus untuk menyeberang Singapura-Malaysia. Ada beberapa pilihan bus, tapi saat itu kami menggunakan Cause Way Link 1/CW1 (www.causewaylink.com.my). Tarifnya hanya 1 SGD dan memang bus itu hanya menyeberangkan kita melewati jembatan di atas laut antara Singapura-Malaysia yang tidak begitu panjang.

Begitu turun dari bus, kita sudah berada di wilayah Malaysia, tepatnya di Stasiun Johor Bahru (JB) Sentral. Tentu kita harus melalui pemeriksaan imigrasi dan menunjukan passport. Aku agak lupa pemeriksaan imigrasi itu setelah turun dari bus atau sebelum naik bus. Pokoknya ikuti saja arahan petugas.

Sleeper train Kereta Api Tanah Melayu Berhad, super nyaman!
Nah karena sudah di Malaysia, kita bisa menikmati tarif kereta dengan harga Ringgit. Saat itu kami melakukan perjalanan malam dari JB Sentral ke Kuala Lumpur (KL) Sentral dengan sleeper train Kereta Api Tanah Melayu. Kereta berangkat jam 23.35 waktu Malaysia dan kami tiba di Kuala Lumpur pukul 7.30. Ada baiknya kita pesan tiket terlebih dahulu di www.ktmb.com.my karena tiket sleeper train cepat sekali habis. Pacarku yang satu-satunya cowok dalam rombongan jadi harus mengalah naik kereta kelas biasa (duduk) padahal tarifnya tidak jauh beda. Kata pacarku, AC di kelas itu dingin sekali sampai mau mati. Aku nggak tahu dia lebay atau gimana, tapi pacarku memang agak norak sama AC, wkwkwk.

NEGARA TRANSIT YANG SEMPURNA
Kenapa aku bilang negara transit yang sempurna? Karena kita bisa menjelajah Malaysia selama sehari dengan kemudahan yang ada tanpa menginap dan tanpa membawa backpack! Begitu sampai di KL Sentral, kita seperti berada di tengah jaringan stasiun besar yang tentu mempermudah kita pergi kemana-mana dengan fasilitas ala mall di dalamnya. Bagi yang tidak membawa peralatan mandi ada tempat untuk membelinya, bagi perempuan yang tiba-tiba datang bulan dan tidak bawa pembalut juga sudah pasti ada. Lapar belum sarapan? Restoran fast food berjajar siap mengenyangkan perut sebelum menjelajah Malaysia.

Kami bergegas ke mushola untuk subrang alias subuh kabeurangan atau kesiangan dalam Bahasa Sunda, ya daripada tidak sama sekali kan :p Selanjutnya kami ke toilet umum yang super besar dan super nyaman. Di sini kita bisa sikat gigi, cuci muka, ngelap badan, bahkan mandi kalau tidak malas antre. Selanjutnya kita menyewa loker untuk menitipkan backpack selama jalan-jalan di Malaysia. Cape juga kan kalau harus bawa-bawa backpack yang isinya perbekalan selama dua minggu menjelajah Asia Tenggara? Untungnya Malaysia sangat mengerti itu dengan menyediakan penyewaan loker. Jadi kami cukup membawa ransel kecil yang diisi barang-barang penting kami.

WISATA SINGKAT DI PUTRAJAYA
Karena waktu kami terbatas, tentu kami harus memilah-milah akan jalan-jalan ke mana. Pilihannya saat itu adalah Melaka dan Putrajaya. Mamaku yang pernah ke Malaysia dan banyak mengunjungi daerah-daerahnya bercerita kalau Melaka seperti kota tua Jakarta sementara Putrajaya adalah kawasan pemerintahan terpadu yang sangat modern. Heemm, kalau seperti kota tua Jakarta sih sudah biasa lihat berarti ya, kalau begitu kami pilih ke Putrajaya.

Suasana kereta KLIA Transit, duduknya hadap-hadapan.
Transportasi ke Putrajaya menggunakan kereta KLIA Transit. Tarifnya cukup mahal, yaitu 9,5 RM atau sekitar Rp 28.500,-, tidak seperti tarif monorail yang menghubungkan daerah-daerah di Kota Kuala Lumpur yang relatif murah. Tapi memang KLIA Transit ini menghubungkan daerah-daerah yang cukup berjauhan. Dari Stasiun Putrajaya kami melanjutkan perjalanan menggunakan bus 902 untuk masuk ke dalam kawasan pemerintahan terpadu. Sementara untuk berkeliling di dalam kawasan kita bisa naik bus yang tarifnya 50 sen RM sekali trip jauh/dekat. Siapkan uang pas karena bus tidak melayani kembalian.

Sesampainya di dalam kawasan sebenarnya aku sedikit kecewa. Dalam hati aku bilang "Oh, gini doang." Sudah begitu, kami kena scam/penipuan di sana. Begitu kami datang, ada tukang foto yang manawarkan memotret kami. Kami sudah menolak dan bilang kami tidak akan membeli foto yang dicetak, tapi dia bilang ini gratis dan ini pelayanan dari Putrajaya, akhirnya kami meng-iya-kan. Tapi setelah foto-foto, kami dipaksa membeli fotonya. Aku lupa berapa harganya tapi yang jelas mahal! Selayaknya kawasan pemerintahan seperti di Senayan, Jakarta, makanan di sini juga mahal-mahal. Tidak cocok lah untuk budget traveler seperti kami. Sempat menggerutu juga kenapa sih nggak ke Melaka saja, kayaknya lebih bagus. Atau ke Batu Caves yang jaraknya masih cukup dekat.

Masjid Putra dan jubahnya, kayak jubah Hogwarts Harry Potter ya? xD
Satu-satunya hal menarik di Putrajaya dan sedikit mengobati kekecewaan adalah Masjid Putra. Arsitektur dan desain interiornya bagus, bikin betah berlama-lama ibadah. Sebenarnya masjid ini mirip dengan Masjid Kubah Emas di Depok, Jawa Barat, yang lebih dulu ada. Hanya saja yang unik dari masjid ini kita tidak boleh masuk dengan baju yang tidak syar'i (berkerudung tapi pakaian masih membentuk lekuk badan), apalagi tidak pakai kerudung. Tapi jangan khawatir, manajemen masjid sudah menyiapkan jubah untuk pengunjung yang dipinjamkan secara gratis.

MISSION ACCOMPLISHED
Setelah puas keliling Putrajaya yang sebenarnya agak mengecewakan itu, tiba saatnya kami menjalankan tugas mulia, mengantar teman kami berfoto di Menara Petronas. Ikon Malaysia itu letaknya di Kuala Lumpur City Center (KLCC). Saat itu hari masih sore dan masih cukup terang untuk mengambil gambar Menara Petronas sebelum lampunya dinyalakan. Sambil menunggu malam, kami berjalan-jalan di Suria KLCC Mall yang lokasinya sangat dekat dengan Menara Petronas. Satu gerai yang wajib dikunjungi di sini adalah VNC (Vincci), brand fashion asal Malaysia yang harganya relatif terjangkau. Dulu sih VNC ini belum masuk ke Indonesia, jadi kalau ke Malaysia sayang banget kalau nggak bawa pulang barang VNC. Walaupun sekarang VNC sudah ada di mall-mall Indonesia, tetap saja sayang kalau tidak mampir beli VNC di Malaysia karena harganya tentu lebih murah kalau beli di negara asalnya.

Foto full team penjelajah Asia Tenggara
Akhirnya punya foto dengan background Petronas nyala :') Maafkan ya angle fotonya ganggu T_T
Setelah lewat Maghrib kami yakin Menara Petronas di luar sana telah menyala. Ternyata Menara Petronas bagus sekali jika dilihat malam hari. Air-air mancur di sekitar taman pun menari-nari dihiasi lampu warna-warni. Kami pun memuaskan diri berfoto-foto sebelum akhirnya mengambil backpack kami di KL Sentral dan melanjutkan perjalanan ke Thailand. Mission accomplished!

Rabu, 28 September 2016

1 SGD KELILING SENTOSA

Salah satu tempat yang wajib di kunjungi di Singapura adalah Pulau Sentosa. Pulau ini terletak di selatan dan terpisah dari pulau utama negeri singa itu. Sentosa sangat terkenal karena aneka wahana liburan dan tentu saja karena di sini terdapat Universal Studios. Mendengar Universal Studios mungkin akan terbersit pikiran berwisata di Sentosa pastilah mahal. Memang benar, untuk masuk Universal Studios Singapore (USS) kita harus menyiapkan dana sekitar Rp 600.000,- dan tiket masuk aneka wahana lain pun tidak dapat dikatakan murah. Tapi bagi kita yang berdompet pas-pasan jangan khawatir, kita tetap bisa menikmati Pulau Sentosa hanya dengan 1 SGD loh!

Ada berbagai cara untuk mencapai Sentosa, yang paling mahal dan mungkin juga yang paling asik adalah naik cabel car. Alternatif lainnya bisa naik bus atau express sky train. Tapi cara yang paling murah adalah dengan jalan kaki. Kita tinggal naik MRT dan berhenti di HarbourFront, kemudian berjalan kaki melintasi Sentosa Broadwalk. Sentosa Broadwalk ini merupakan jembatan kayu di atas laut yang menghubungkan pulau utama Singapura dengan Sentosa. Tidak perlu takut pegal karena di sini tersedia travelator atau moving walks. Jadi kita tinggal berdiri manis menikmati pemandangan laut dan sampailah di Sentosa. Tentu saja bagian terbaiknya adalah kita cukup membayar 1 SGD untuk melintasi Sentosa Broadwalk sekaligus masuk ke Pulau Sentosa!

Nah, kalau cuma mau ngabisin uang 1 SGD keliling Sentosa tentu kita harus buang jauh-jauh keinginan masuk USS. Tapi, kalau cuma foto di globenya sih gratis. Biar nggak masuk USS, belum ke Sentosa rasanya kalau belum foto di globe ini.

Biar kere yang penting gaya dulu aja xD
Selain Universal Studios Globe, masih banyak wahana-wahana gratis lainnya yang bisa dinikmati di Sentosa. Ketika kita membayar tiket masuk, kita akan diberi peta Pulau Sentosa. Informasinya sangat lengkap, mulai dari posisi semua wahana baik yang berbayar maupun tidak, sampai jam operasionalnya. Saking lengkapnya, sebenarnya agak frustasi kalau kita harus memindai wahana gratis dalam keadaan terburu-buru. Beruntungnya, sebelum aku berangkat ke Singapura, mamaku baru saja pulang dari sana dan beliau sempat berkunjung ke Sentosa. Jadi oleh-oleh buatku adalah peta Pulau Sentosa dan itu sangat membantu. Aku jadi bisa menentukan rute penjelajahan Pulau Sentosa dengan sangat efektif, berikut urutannya:

1. Southernmost Point of Continental Asia

Setelah berfoto di Univesal Studios Globe yang letaknya memang paling depan, kita bisa menuju Southernmost Point of Continental Asia. Tempat yang katanya merupakan bagian paling selatan Benua Asia ini terletak di Pulau Palawan. Jadi dari Sentosa kita harus melintasi jembatan gantung, seru banget! Nah, sesampainya di Pulau Palawan kita bisa naik ke menara untuk menikmati pemandangan sekitar. Dari menara itu kita bisa melihat Pulau Batam dengan jelas.

Setelah puas menikmati pemandangan dari menara, kita bisa balik lagi ke Pulau Sentosa dan bermain di Pantai Palawan. Dari seberang sini kita bisa berfoto dengan latar belakang menara pengamatan tadi. Kalau dilihat-lihat sih mirip Tanah Lot (padahal belum pernah ke Bali, wkwkwk).

Kayak Tanah Lot, ya nggak sih?
2. Animal & Bird Encounters
Ini juga salah satu wahana gratis favoritku di Sentosa. Di sini kita akan disuguhkan berbagai pertunjukan hewan mamalia, reptil, burung, dan primata. Pemandu acaranya sangat asik, logat Inggrisnya cukup bisa diikuti, penonton juga dilibatkan dalam pertunjukan, top deh pokoknya! Nah, kalau nggak mau ketinggalan pertunjukan ini pastikan kalian sampai di lokasi sebelum jam 2 siang, karena pertunjukan hanya ada satu kali sehari dari jam 14.00-14.15 waktu setempat.

3. Sentosa Nature Discovery dan Nature Walk
Kalau ini semacam kebun raya lah ya. Katanya di sini ada 30 pohon langka, tanaman pemakan serangga, burung migrasi, dan aneka kupu-kupu. Waktu untuk menikmati tempat ini cukup santai karena jam operasionalnya lumayan panjang dari pukul 09.00-17.30 waktu setempat.

4. Crane Dance
Kalau kalian berminat jalan-jalan sampai malam di Sentosa, jangan sampai melewatkan pertunjukan ini. Crane Dance merupakan pertunjukan air mancur dan laser dengan robot berbentuk burung yang menari-nari di tengah laut. Singapura memang kaya dengan hiburan seperti ini. Pertunjukan akan dimulai pukul 21.00 waktu setempat, jadi jangan telat ya!

5. Lake of Dreams
Setelah menikmati pertunjukan Crane Dance, kita bisa lanjut nonton Lake of Dreams. Sama-sama pertunjukan laser dan air mancur, tapi dengan cerita yang berbeda. Kalau yang ini pertunjukannya mulai jam 21.00.

Minggu, 21 Agustus 2016

SEHARI BERFOTO DI LANDMARK SINGAPURA

Berkunjung ke suatu negara tidak lengkap rasanya jika tidak berfoto di depan landmark yang menjadi bukti kita pernah ke sana. Di negara-negara besar, terutama negara kepulauan, misalnya Indonesia, landmark-landmark itu biasanya tersebar dan tidak mungkin bisa didatangi dalam satu hari. Lain hal dengan Singapura, negara yang luasnya tidak lebih dari Pulau Bali ini sangat mungkin untuk dikelilingi dalam sehari. Apa lagi di Singapura sudah ada MRT yang jadwalnya banyak dan sangat tepat waktu, jadi bebas macet. Jadi di mana saja sih kita wajib foto dan gimana rute yang enak? Ini aku bagi berdasarkan pengalamanku, sangat recommended untuk yang menginap di daerah Bugis.

1. Merlion Park, Marina Bay, dan sekitarnya
Pagi-pagi, setelah sarapan di hostel, kita bisa langsung berangkat ke Merlion Park, Marina Bay, dan sekitarnya, berjalan kaki! Di Merlion Park tentu kita harus berfoto di depan patung Merlion yang mengeluarkan air. Bisa foto mainstream ala-ala mangap gitu, jadi airnya kayak masuk ke mulut kita. Ini lah "maha" landmarknya Singapura, belum ke Singapura kalau belum berfoto dengan background "Merlion muntah".

Berfoto dengan latar Marina Bay Sands Resort dan Art Science Museum
Pintu Masuk Art Science Museum
Dari Merlion Park tinggal ngesot aja ke Marina Bay. Di kawasan ini kita bisa berfoto dengan background Marina Bay Sands Resort (yang atapnya kayak perahu), Art Science Museum (yang bentuknya aneh, mirip bunga separo atau tangan yang jarinya dipotong), dan Esplanade (yang bentuknya kayak keong, Opera House-nya Singapura).

Berfoto di depan Esplanade, pusat pertunjukan seni di Singapura

2. Orchard Road
Dari Merlion Park dan Marina Bay, siangnya kita bisa lanjutkan perjalanan ke Orchard Road. Wajib foto di depan plang jalan "Orchard Rd". Nggak ada cantik-cantiknya sih, tapi ini sebagai bukti kalau kita udah ke salah satu pusat belanja mode di Asia Tenggara. Buat yang seneng belanja barang-barang branded, di sini memang surganya. Kalau beruntung datang ke sini waktu musim sale, bisa dapat diskon besar juga.

Nggak penting bagus atau nggak, yang penting udah foto di depan plang Orchard Rd
Tapi yang penting buatku datang ke Orchard Road selain berfoto adalah membeli One Dollar Ice Cream. Iya, ice cream potong yang makannya pakai roti itu. Kalau benar-benar ingin merasakan One Dollar Ice Cream seharga 1 SGD memang di Orchard Road ini tempatnya. Beberapa kali aku beli One Dollar Ice Cream di Singapura tapi harganya nggak satu dolar, ada yang 1,5 SGD, ada yang 2 SGD. Rasanya sih dimana-mana sama, tapi kan kalau dapat yang harganya lebih murah, kenikmatan itu biasanya naik beberapa level lebih tinggi, wkwkwkwk.

Menikmati One Dollar Ice Cream di depan pertokoan Orchard Road

3. Botanical Garden
Next, siang mulai sore enak buat jalan-jalan di Botanical Garden. Walaupun aku bukan pecinta tumbuh-tumbuhan, tapi ada satu tempat di sini yang aku suka banget. Ada danau plus burung-burung, di sekitarnya rerumputan dan pepohonan menguning karena panas. Kayak di kampus-kampus luar negeri gitu lah (maksudnya luar negeri Eropa ya, kan Singapura juga luar negeri xp), bagus pokoknya buat foto-foto. 

Macam di kampus Eropa. Iya nggak sih? Belum pernah soalnya, hahaha
 
Dikasih kue sama anak NUS yang lagi piknik malah buat ngasih makan burung :(
Di sini juga suka dijadikan tempat piknik gelar tiker sambil makan camilan-camilan gitu sama warga Singapura dan mahasiswa-mahasiswa National University of Singapore (NUS) #pernahdikasihkuebuatngempaninburung Dan ternyata kalau kita jalan terus... terus... terus... dan terus... kita akan menemukan NUS! Aku juga kaget waktu tiba-tiba nemu bangunan dengan logo NUS, ini di luar perencanaan. Makanya sampai sekarang aku masih nggak yakin dengan batas wilayah Botanical Garden itu sampai mana xD

Karena udah ketemu NUS ya foto dulu lah, siapa tau bisa S2 atau S3 di sana :p

4. Clarke Quay
Clarke Quay adalah sebuah kawasan wisata di pinggir sungai, ada perahu wisata juga buat menyusuri sungainya. Bagus dilihat saat malam hari dan memang ramainya malam. Banyak kafe-kafe gaul buat nongkrong gitu, tapi harga makanannya memang cukup tinggi.

Di sini juga ada permainan G-Max Reverse Bungy, harga untuk sekali main 45 SGD. Permainannya itu semacam bungee jumping tapi nggak cuma terjun doang, kepental-pental gitu ditarik sama crane. Kalau penasaran bisa ceki-ceki di youtube, kayaknya sih bisa bikin jantung copot. Kenapa aku bilang kayaknya? Soalnya aku nggak nyoba karena masih harus ngirit budget buat keliling empat negara lagi xD Tapi gapapa, walaupun nggak nyoba yang penting udah foto di depannya ;)

Berfoto di depan crane G-Max Reverse Bungy

5. Marina Bay at Night
Terakhir, sebelum pulang ke hostel, sempatkan jalan-jalan dulu di Marina Bay (lagi). Tapi karena sekarang jalan-jalannya malam, tentu berbeda dengan pagi tadi. Berbagai landmark seperti Marina Bay Sands Resort dan Esplanade akan terang-benderang di antara malam karena kelap-kelip lampu. Jadi kita bisa punya dua versi foto landmark Singapura di Marina Bay, versi pagi dan versi malam.

Jangan lewatkan juga pertunjukan laser dan air Marina Bay Sands gratis! Jadwalnya setiap jam 20.00 dan 21.30, sementara untuk hari Jumat dan Sabtu ada jadwal tambahan di jam 23.00. Pastikan tidak terlambat karena pertunjukan hanya berlangsung selama 13 menit ;)

Minggu, 24 Juli 2016

SURVIVE IN SINGAPORE

Buat orang Indonesia yang baru demen traveling ke luar negeri, kayaknya Singapura adalah negara pertama yang wajib dikunjungi. Selanjutnya, setelah merasakan melancong ke beberapa negara, akan keluar celetukan untuk si beginer traveler yang baru-mau-akan ke Singapura, "Ngapain ke Singapore? Gitu-gitu aja, gak ada apa-apanya, mana mahal lagi." Hayo ngaku, pernah ngomong kayak gitu nggak??

Menurutku pernyataan itu nggak salah sih, tapi ya nggak benar-benar amat. Sejauh ini aku sudah mengunjungi lima negara selain Singapura dan Indonesia (ya ea lah!) dan bagiku tetep worth it untuk mengunjungi negara tetangga yang kecil banget itu. Walaupun iklim dan wajah orang-orangnya 11-12 sama di Indonesia, tapi dimana lagi coba kita bisa lihat negara di Asia Tenggara yang super modern, super rapi, super bersih, dan super tertib kayak gitu? Apalagi karena jaraknya sangat dekat dengan Indonesia (sebelah barat ya, kalo Indonesia Timur ya jauh juga), promo pesawat gila-gilaannya bisa cuma Rp 100.000,00!

Nah, perkara mahal itu benar adanya, nggak bisa disangkal. Segala sesuatu di Singapura memang mahal, bisa dibilang paling mahal se-Asia Tenggara. Tapi, ada beberapa hal loh yang bisa kita lakukan untuk menekan budget traveling di Singapura.

1. Mau tidur dimana saja
Emmm, aku nggak ekstrem sampai merekomendasikan tidur di masjid loh, tetep tidur di penginapan, tapi penginapan seperti apa? Hostel udah paling bener untuk yang solo backpaker maupun yang traveling dalam grup kecil. Kalau grup besar sih bisa sewa apartemen terus dempet-dempetan kayak pindang, jadinya bisa jauh lebih murah. Tapi mari kita bahas yang hostel aja karena aku pernahnya nginep di hostel.

Kalau di negara Asia Tenggara lain bisa dapet hostel di bawah Rp 100.000,00, di Singapura dapet yang Rp 150.000,00 aja udah syukur (th 2012). Itu pun kalau kita pilih yang di daerah strategis seperti di Bugis Junction, kondisi hostelnya "ya gitu deh". Tapi, bagiku yang dari SD udah bisa tidur dimana aja hal ini nggak masalah, yang terpenting strategis! Dari daerah Bugis ini untuk menuju atraksi utama Singapura, yaitu Merlion Park dan sekitarnya, tinggal jalan kaki. Stasiun MRT juga dekat, tinggal ngesot. Makanan? Di daerah Bugis ini makanan kayak apa juga ada, yang halal banyak, baanyaakk!

Nah, waktu itu aku menginap di Cozy Corner. Lokasinya persis di dekat Bugis Junction, tapi nyempil banget, plangnya juga tinggi, jadi kita harus jeli banget lah nyarinya, aku juga hampir nggak nemu waktu itu. Cozy Corner ini letaknya di lantai 2, di bawahnya adalah restoran halal Bugis, jadi kita harus naik tangga kecil di restoran itu. Buat yang bisa tidur dimana aja kayak aku, Cozy Corner ini sangat sangat sangat recommended. Walaupun kondisi kamarnya ala kadarnya, tapi kamar mandinya cukup bersih. Yang aku kurang sreg di sini cuma pas breakfast aja, alat makannya basah habis dicuci, nggak pake acara dilap dulu. Ya di sini emang self-service sih. Hostel cuma menyediakan alat makan, roti tawar (yang bener-bener masih di plastiknya, nggak pake acara ditata), selai, teh celup, kopi, dan gula. Kita harus bikin sendiri roti dan minumannya plus habis makan, alat makannya dicuci sendiri. Ya nggak apa-apa sih, lumayan di tempat cuci piring suka tunggu-tungguan nyuci gantian gitu sama bule, hehehe. Tapi mbok ya sebelum ditata di meja makan, itu piring-piring dan gelas-gelas dari rak cuci dilap dulu. Tapi ya udah lah, kita yang sedia tissu aja, soalnya lap di sana juga kotor, kayak nggak pernah dicuci. Sama satu lagi, bawa gembok dari rumah. Soalnya loker di hostel ini nggak ada gemboknya, kalau mau gembok harus beli. But again and again NGGAK APA-APA! Kenapa? Karena lokasinya strategis banget, jadi irit tenaga dan irit ongkos transportasi tentunya ;)

Buat yang tertarik nginep di hostel ala kadarnya ini, silakan cek langsung di websitenya www.cozycornerguest.com

Nah, buat yang agak gimana gitu nginep di hostel yang kayak gitu, bisa pilih alternatif daerah lain, misalnya di Lavender. Lokasinya masih strategis, tapi nggak sestrategis Bugis. Waktu itu temanku pernah menginap di daerah sana. Kalau dilihat dari foto-fotonya, dengan harga yang hampir sama kita bisa mendapat akomodasi yang lebih baik.

2. Cari penerbangan berangkat paling pagi dan penerbangan pulang paling malam
Masih seputar ngirit biaya akomodasi nih. Dengan mencari penerbangan paling pagi, kita bisa explore Singapura dulu sebelum check in hostel. Sayang kan kalau sampai di Singapura malem, belum apa-apa udah harus keluar biaya hostel. Begitu pun saat pulang, kalau pakai penerbangan paling malam kita bisa explore Singapura sehari lagi. Jangan khawatir dengan bawaan yang berat, biasanya hostel mau dititipi barang meskipun kita sudah check out. Jadi selesai jalan-jalan, kita bisa ke hostel lagi untuk mengambil barang.

Trickinya, kita harus bandingkan dengan harga tiket pesawat, apalagi kalau ada promo. Belum tentu harga pesawat pergi paling murah adalah yang jam pagi dan belum tentu juga harga pesawat pulang paling murah adalah yang jam malam. Di sini kita harus hitung-hitungan, lebih murah mengambil pesawat promo dengan biaya penginapan lebih mahal, atau mengambil pesawat dengan harga normal tapi biaya penginapan lebih murah.


Bukan, ini bukan di Restoran India, ini restoran di bawah Cozy Corner. Maafkan untuk foto-foto yang tidak relevan ini xD
3. Cari makanan India
Makan di Singapura terkenal mahal. Sekali makan bisa habis 5-6 SGD, alias Rp 50.000,00-Rp 60.000,00, belum sama minum loh. Nah, gimana menyiasatinya? Cari makanan India! Kenapa? Karena porsinya super banyak, wkwkwk xD Satu porsi makanan India bisa untuk 2-3 orang dengan porsi makan normal. Pokoknya kayaknya berlebihan lah kalo buat satu orang. Soalnya aku aja yang porsi makannya kayak Buto Ijo nggak kuat ngabisin kok. Nah, dengan begitu beban cost makan bisa disharing kan. Kalo solo traveler gimana? Ya derita Lo, HAHAHAHAHA.

Selain cari makanan India, manfaatkan juga breakfast dari hostel, jadi kita tinggal keluar uang makan siang dan makan malam. Walaupun menu breakfastnya cuma roti kayak di hostel tempat aku nginep, tetap bisa dimaksimalkan. Ambil 2-3 tangkup roti, dijamin bisa mengganjal perut sampai siang, wkwkwk xD

4. Bawa botol minum besar kemana-mana
Satu lagi yang terkenal mahal di Singapura adalah air minum. Nggak heran karena sebagian besar air minum di Singapura diimpor dari Malaysia. Satu botol air mineral ukuran 1,5 L yang di Indonesia bisa dibeli dengan Rp 5.000,00 saja, di sana dijual seharga 2 SGD atau sekitar Rp 20.000,00. Apalagi kalau sudah di tempat wisata seperti di Sentosa Island, harganya jauh lebih mahal lagi. Untungnya, di beberapa tempat disediakan keran air siap minum gratis, yang banyak aku temui adalah di Bandara Changi dan Botanical Garden. Jangan khawatir, rasa dari air minum ini nggak aneh kok, malah segeeeerrr banget! Sayangnya tidak di setiap tempat ada loh. Jadi, kalau menemukan keran air minum ini, segera isi botol minum penuh penuh, kalau kuat bawa galon bawa galon deh. Namun pasti ada saat-saat dimana kita butuh minum, tapi persediaan minum habis dan tidak ada keran air minum gratis di sekitar kita. Kalau sudah begitu mau tidak mau ya kita harus beli air minum kemasan. Ya daripada dehidrasi. Percayalah uang untuk beli minum nggak sebanding dengan ongkos berobat karena dehidrasi.

Setelah menyimak tips ini, semoga temen-temen nggak ada lagi yang jiper buat ke Singapura ya. It's a must visit country!

Jumat, 29 April 2016

14 HARI KELILING ASIA TENGGARA (ITINERARY PART 4)

#MEALS
Menurutku hal tersulit saat membuat perencaan traveling ke luar negeri adalah membuat estimasi budget makan secara tepat, makanya aku lakukan terakhir. Kita tidak tahu harga pasti makanan di tempat tujuan (belum tentu juga akan makan menu yang dimaksud), belum lagi jajan-jajan street food-nya. Tapi aku punya rumus yang meskipun agak ngaco tapi cukup ampuh, boleh diikuti boleh tidak, berikut rumusnya :p

Percayalah dengan angka 5 di Asia Tenggara untuk urusan makan!

Maksudnya, untuk di Singapura alokasikan 5 Dolar Singapura untuk sekali makan. Katakan lah 1 SGD = Rp 10.000,00, berarti 1x makan habis Rp 50.000,00, makanan di Singapura memang terkenal mahal. Pada praktiknya kita akan menemui makanan di bawah 5 SGD, pas 5 SGD, atau di atas 5 SGD.

Di Malaysia alokasikan 5 Ringgit untuk sekali makan. Katakan lah 1 RM = Rp 3.000,00, berarti 1x makan habis Rp 15.000,00. Pada praktiknya kita lebih sering menemui makanan di atas 5 RM.

Di Thailand  alokasikan 50 Bath untuk sekali makan. Katakan lah 1 THB = Rp 300,00, berarti 1x makan habis Rp 15.000,00. Pada praktiknya sekali makan di Thailand rata-rata tidak sampai 50 THB (kecuali di Phuket dan Pattaya yang cukup mahal). Meski murah, Thailand itu surganya street food, jadi dana pasti bengkak untuk jajan xD

Di Kamboja meski ia memiliki mata uang sendiri yaitu Riel, tapi menurutku lebih enak bertransaksi dengan Dolar Amerika. Meski sebagian besar transaksi di Kamboja menggunakan USD, jangan cepat termakan isu yang mengatakan Kamboja negara mahal. Rata-rata sekali makan di Kamboja hanya 2-3 USD (kecuali di dalam area Angkor Wat yang memang segala mahal). Tapi tetap alokasikan 5 USD untuk sekali makan di Kamboja, gunanya untuk mensubsidi makan di tempat lain.

Di Vietnam alokasikan 50.000 Dong untuk sekali makan. Rupiah lebih kuat setengah kali dari Dong, jadi bisa disederhanakan 1x makan di Vietnam habis Rp 25.000,00. Pada praktiknya, 1x makan di Vietnam tidak sampai 50.000 Dong. Negara ini memang cukup murah seperti Thailand. Layaknya negara murah, hati-hati dengan godaan street food-nya, hahaha!

Dengan rumus itu, seharusnya kita tidak akan kurang uang untuk makan. Kekurangan biaya makan di satu tempat bisa ditutupi dari kelebihan biaya makan di tempat lain (juga cukup untuk menutupi biaya minum).

Sebenarnya kalau mau lebih irit, biaya makan masih sangat bisa ditekan. Misalnya dengan bawa banyak makanan kemasan dari Indonesia atau beli makan sekadarnya seperti nasi dan telur ceplok. Aku pernah baca beberapa review dan temanku juga pernah mempraktikannya, memang sangat menekan budget.

Tapi bagiku salah satu yang penting dari traveling adalah wisata kuliner. Rugi sekali sudah jauh-jauh ke negara orang tapi tidak merasakan kuliner khasnya. Aku tidak mau kompromi urusan makan! Jadi, alokasi budget makan yang sudah aku jabarkan itu bukan alokasi budget yang kere-kere banget, masih sisa juga untuk mencicipi street food, penting sekali itu! :9

#ALL BUDGETING
Nah, setelah tahu rincian masing-masing pos, kita bisa menyatukan estimasi biaya yang dibutuhkan dalam satu tabel seperti tabel di bawah ini:

Da-te
Location
Transport
Accom-modation
Meals
Sightseeing
Shop-ping
Emergency
Total
Intercity
City
Fix Places
What u want?
Local Currency
Rupiah
15
JKT-SIN



50k IDR



Airport tax Rp 150.000

 Rp     200,000




5 SGD




5 SGD
 Rp        48,000
16
Singapore

18 SGD
36 SGD
10 SGD
1 SGD



65 SGD
 Rp     624,000
17
Singapore-KL
45 RM
33 RM

15 RM




93 RM
 Rp     344,100
18
KL-Hat Yai-Phuket
50 RM







50 RM
 Rp     185,000




150 THB




150 THB
 Rp        55,500
19
Phuket
344 THB
750 THB
200 THB
150 THB




1.444 THB
 Rp     534,280
20
Phuket-Bangkok
626 THB


150 THB




776 THB
 Rp     287,120
21
Bangkok

230 THB
675 THB
150 THB
500 THB



1.405 THB
 Rp     519,850
22
Bangkok



150 THB




150 THB
 Rp        55,500
23
Bangkok-Pattaya-Bangkok
248 THB
50 THB

150 THB
416 THB



864 THB
 Rp     319,680
24
Bangkok-Siem Reap
48 THB
150 THB

100 THB




298 THB
 Rp     110,260

9 USD

6 USD
5 USD




20 USD
 Rp     244,000
25
Siem Reap-Phnom Penh
13 USD
7 USD
4,5 USD
15 USD
20 USD



59,5 USD
 Rp     725,900
26
Phnom Penh-Saigon
14 USD
3 USD
12 USD
10 USD
2 USD



41 USD
 Rp     500,200




50k VND




50.000 VND
 Rp        30,000
27
Saigon

54.000 VND

150k VND




204.000 VND
 Rp     122,600
28
Saigon (HCMC)-BDO



50k VND




50.000 VND
 Rp        30,000










Total
 Rp  4,935,990

Budget shopping dan sightseeing yang bukan prioritas tidak aku isi karena itu tergantung masing-masing individu. Budget hostel juga bisa berubah sesuai hostel dan kamar apa yang dipilih. Tapi sebagai gambaran umum, untuk backpacker-an keliling 5 negara di Asia Tenggara butuh dana sekitar Rp 5.000.000,00 (harga dan kurs 2014, paling beda dikit sama sekarang, mudah-mudahan). Dan meskipun ada perubahan di sana-sini saat sudah sampai di tujuan, aku tetap nyaris menghabiskan tabungan setahun terakhir kuliah yang cuma Rp 5.000.000,00 itu di sana. Untuk oleh-oleh sendiri, aku hampir menghabiskan Rp 1.000.000,00. Uangnya dari mana? Dari subsidi ortuku yang ngasih pegangan Rp 5.000.000,00 lagi karena khawatir anaknya cuma punya tabungan ngepas-pas-pas dengan estimasi biaya perjalanan, wkwkwkwkwk XD

Enjoy traveling, guys!

***Belum membaca bagian sebelumnya? Ayo kembali ke part 1:
http://www.trytotraveltheworld.com/2016/04/14-hari-keliling-asia-tenggara.html